Awal mula Hari Raya Idul Fitri
Dulu, masyarakat jahiliyah mengenal setidaknya 2 hari raya. Nowruz dan hari raya Mehregan, atau biasa di sebut Nairuz dan Marjaan. ke2 hari raya ini berasal dari persia yang di adopsi orang jahiliyah arab pada masa itu.
Perayaan kedua hari raya tersebut sedikit berbeda antara di persia dan di arab jahiliyah. Nowruz berarti "Hari Baru" dalam bahasa Persia, adalah perayaan tahun baru persia yang telah ada selama ribuan tahun sebelum islam datang. Nowruz dirayakan pada 21 Maret, atau tahun baru kalender persia. Nowruz juga memiliki makna filosofis dan simbolis yang kuat diantaranya pemurnian diri, memaafkan kesalahan, dan memulai kembali dengan semangat baru. Kebiasaan perayaan ini adalah membersihkan rumah, berkumpul bersama keluarga dan teman, mengenakan pakaian baru, bermain musik dan tarian tradisional, serta menikmati hidangan khas Nowruz seperti Haft Seen diatas meja dengan tujuh benda yang dimulai dengan huruf "s" dalam bahasa Persia, yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.
Mehregan merupakan perayaan kuno Persia yang merayakan musim gugur dan panen yang melimpah. Mehregan berasal dari zaman Kekaisaran Persia kuno, sekitar 1500 tahun sebelum islam, dan dirayakan pada tanggal 2 dan 3 Oktober dalam kalender persia.
Mehregan adalah perayaan untuk dewa Matahari. Kebiasaan Perayaan ini adalah berpakaian baru, bersih-bersih rumah, berkumpul bersama keluarga dan menikmati hidangan khas Mehregan seperti Anarbij (bubur biji delima) atau Shirin Polo (nasi manis), dan daging panggang.
Sementara di arab jahiliyah, kedua hari raya ini di manfaatkan sebagai ajang perlombaan,seperti tarian,adu ketangkasan,adu binatang,gulat,pesta minim-minuman keras serta ritual paganisme.
Ketika usai perang badar 623M atau 2 H yang di menangkan kaum muslimin yang bertepatan juga di bulan ramadan, Nabi muhammad saw mengganti kedua hari raya itu dengan idul fitri dan idul adha.
Kabar tersebut tentu saja sangat membuat kaum muslimin bergembira karena di hari yang fitri tersebut kaum muslimin mendapat dua kemenangan yaitu kemenangan setelah perang badardan kemenangan setelah puasa ramadhan. Di riwayatkan hampir semua kaum muslimin merayakan hari raya idul fitri pertama itu bahkan dengan luka-luka yang belum mengering akibat perang badar.
menurut Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda; "Kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad saw datang ke Madinah, Rasulullah saw bersabda: 'Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah SWT telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
(Hadis Riwayat; Abu Dawud dan An Nasa'i).
Imam Al Baihaqi dalam kitab As Sunanul Kubra memuat sebuah hadits dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda; "Barangsiapa membangun negeri kaum ajam, (selain Arab), kemudian meramaikan hari-hari Nowruz dan Mehregan mereka, serta meniru mereka hingga ia mati dalam keadaan seperti itu, maka ia akan dibangkitkan bersama mereka pada hari kiamat." (Juz 9 halaman 234).